Kamis, 17 April 2008

Pengecut


Akhirnya aku datang juga. Aku tidak bisa menahan perasaanku untuk tidak menhadiri pesta ulang tahunnya. Aku hanya ingin melihatnya dari jarak yang agak jauh, dari tempat yang agak terlindung dari keramaian. Dari balik malam, dengan leluasa aku bisa melihatnya tertawa dan tersenyum tawa dan senyum yang dibuat-buat di hadapan para tamu.
Tempat dia berdiri menunggu tamu cukup terang bagi mataku, meski tempat itu hanya ditaburi cahaya merah yang redup. Aku masih bisa merasakan pancaran matanya yang pedih. Aku merasa dia sedang menunggu kehadiranku . Aku berusaha bersembunyi di balik kerumunan para undangan yang berseliweran di dalam ruangan. Tapi sejenak aku ragu, apakah benar dia menungguku? Ah, jangan-jangan itu hanya perasaanku saja. Aku yakin dia kecewa dengan aku. Dia kecewa karena pernah kusakiti.
Hampir setiap malam aku resah dan gelisah memikirkan dirinya. Kadang dari kegelapan malam aku berdoa semoga dia baik-baik saja. Malam itu Aku seperti mata-mata atau intelejen yang sedang mengintai mangsa dan buruannya. Atau mungkin aku seorang pengecut yang tidak berani menunjukkan batang hidung setelah kegagalan yang menyakitkan hatinya. Atau bisa jadi aku telah menjadi pecundang dari kenyataan pahit ini.
Seiringkali aku dibakar api cemburu ketika ada lelaki yang menghampirinya dan menggodanya. Api cemburu itu semakin menjadi-jadi malam itu ketika ku lihat dia meladeni lelaki yang tak ku kenal dengan senyum dan tawa. Dan hatiku benar-benar hangus ketika kulihat dia memberikan potongan kue ultahnya yang biasanya untuk diriku seperti ultahnya tahun lalu. Saat itu juga batok kepalaku terasa remuk melihatnya.
Oh! Acha andai kau tahu betapa aku menyesal dan sangat menyesal ,apakah kau masih sudi menerimaku.
Aku merasa aku telah membunuh dirinya dengan cintaku. Masih ku ingat bagaimana proses jatuh hati ini kualami?. Saat itu aku diajak oleh kawan karibku, Batex teman waktu SMA datang pada reunian SMPnya. Kawanku itu menemui mantan pacarnyanya, Ira. Sedangkan aku hanya bengong-bengong di ruangan sambil minum menikmati hidangan alakadarnya. lalu Seorang gadis manis paruh baya menghampiriku. Dengan mata genit dia menyapa “kenapa kamu diam saja? Aku bilang bahwa aku lagi Sariawan hehe!, biasa bercanda adalah hobiku dari dulu. Lalu dia menghampiriku dan duduk disamping kursiku. dia bilang nama kamu siapa? dia mengajakku berkenalan , aku jawab dengan dingin namaku Bim-Bim, biasa nama panggilan dari teman-teman, lalu akupun antusias menanyakan namanya, ternyata gadis montok nan seksi itu bernama Acha, Umur 17 tahun. Dalam hati aku tertarik juga dengan tu cewe.
Seiring berjalannya waktu Acha begitu cepat akrab denganku bercerita ria tanpa beban dari bertukar pengalaman sampai bertukar nomor Handphone (HP) kami lalukan.akhirnya acara reunian itu selesai aku mengantar gadis itu samapi keluar ruangan. Dengan malu-malu gadis montok nan seksi itu menggandeng tanganku. aku hanya diam dan tidak berkata-kata. Kalau rezeki memang takkan kemana pikirku .kulitnya halus membuat jiwa kelelakianku berontak. Tapi akh! Aku berusaha biasa-biasa saja.
Di luar ternyata kawanku, Batex asik bermesraan dengan pacarnya. Batex melihat kami dengan bersiul dia menggoda kami. Acha hanya tersenyum simpul dan salting (salah tingkah) menanggapi siulan Batex yang biasa untuk menggoda burung tetangga tersebut.
Setelah semua selesai kamipun pulang ke rumah masing-masing. Sebelum pergi kukerlingkan mataku kewajah Acha.Dari wajah imutnya terpancar perasaan gembira dan penuh keceriaan. Aku jadi gembira melihat tingkahnya yang memelas seakan ingin selalu bersamaku (PD banget!!!) .
Malam itu aku jadi tak bisa tidur memikirkan senyuman mautnya. Apakah ini yang disebut jatuh cinta?ukhhh gumamku.
Karena kantuk tak juga datang ku beranikan diri untuk menelponnya. Wah nada sambungnya juga seksi terdengar nada lagu Band Padi, Maha Dewi. membuat aku semakin terenyuh dan tak sabar untuk berbicara dengannya.
Singkat cerita, kamipun janjian untuk ketemuan di Ramayana Cimone-Tangerang.pulang sekolah aku langsung naik mobil 01 dari Ahmad Yani, tempat SMA ku menuju Ramayana. Tak ku duga ternyata Acha sudah duduk manis menungguku didepan halte Ramayana. Akupun menghampirinya lalu kamipun berjabat tangan.
Aku menatap wajah yang manis itu. Entah kenapa hari itu aku sangat bahagia. Mungkinkah karena ada dia disampingku.Aku benar-benar terbius dengan kecantiakan wajahnya. Bibir merah dibaluti lipstik tipis. Semakin menambah keseksian bibirnya. Mungkin aku terjebak pada pancaran matanya yang begitu diliputi kepolosan sekaligus apa adanya. Tanpa bertele-tele akupun mengunggkapkan isi perasaanku dengan sejujurnya padanya. Dia diam dan mengatur napasnya sejenak. Setelah itu tanpa kuduga dia menerima aku sebagai pacarnya. Dan yang membuat aku semakin gembira, katanya kamulah orang pertama yang bisa membuatku jatuh cinta.(ceilee segitunya bro…!! bohong!bhong, hehe)
Kemudian kamipun masuk kedalam Ramayana untuk minum es krim dan setelah itu kami pulang.
Keesokan harinya kami selalu bertemu, meskipun hanya sepulang sekolah. Itu hanya Senen, Rabu dan kamis. Karena tiga harinya Acha aktif diekstrakulikuler SMAnya.meskipun baru baru kelas dua dia aktif di kepramukaan dan OSIS. Dan aku juga sibuk dengan bimbel (bimbingan belajar) karena aku akan menghadapi ujian akhir kelulusan.
Sabtu itu ketika sehabis bimbel HP ku berdering. Spontan aku angkat karena yang nelpon adalah Acha sang penghibur hatiku. Dia mengajakku makan malam dirumahnya sekalian apel (malam mingguan). Aku amini permintaannya walaupun aku segan kepada orang tuanya.
Malam itu bisa dibilang malam istimewa karena aku hadir ditengah keluarganya, walaupun aku merasa asing dalam keluarganya.
Ayahnya termasuk demokratis dan tidak neko-neko, welcome dengan kedatanganku tidak seperti ibunya yang cenderung acuh tak acuh dengan kehadiranku.
Akupun diajak Acha keruang tamu dengan disuguhkan bajigur hangat yang membuat dinginnya AC Ruangan tamunya tak terasa.
Malam telah menunjukkan pukul 09.00 WIB, kami asik berdua saja.
plak ! spontan dia mendekapkan kepalanya ke dadaku. Aku membelai-belai rambutnya yang sebahu. Tiba-tiba saja aku merasa menjadi seorang raja yang selalu ingin bersanding pada permaisurinya.( romantis banget coy! Gue gitu loh..hehe).
setelah itu akupun pamitan dan pulang.
Ujian telah satu minggu lagi dimulai, aku sibuk dengan bimbel dan persiapan-persiapan lainnya. Kami pun break bertemu untuk sementara. Dan dia juga memahami keadaanku saat itu, aku harus berjuang demi kelulusan ujianku dan demi masa depanku.
Ujian selesai. Aku pun lulus dengan nilai yang cukup memuaskan. Dan sampailah aku berpikir untuk melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi terkemuka di Serang- Banten.
Dari situlah petaka Neraka itu datang menghampiri kasih kami. komunikasi sempat terhambat, disamping dia sibuk mempersiapkan ujiannya aku pun sibuk dengan kegiatanku sendiri. Misscomunicatiaon antara kami tak bisa dielakkan. Padahal aku telah berjanji untuk sering menemui dan berkunjung kerumahnya. Janji hanyalah tinggal janji tapi realitanya tidak terbukti. Mungkin dia berpikir yang macam-macam akhirnya dia memutuskan untuk pisah dengan ku. (sedih oyyyyy).
Aku terima keputusannya meskipum itu juga hanya via SMS pada hari sabtu jam 17.30 wib aku masih ingat. Aku sebenarnya sakit tapi mungkin inilah yang terbaik saat itu.
Ketika Aku terenyuh dari lamunan Nostalgia yang klise itu dan tanpa kusadari pesta ulang tahunpun selesai dan aku pulang dengan langkah kaki gontai, seperti langkah panglima yang kalah dalam perang dan bak bandar togel yang bangkrut.
Itulah kisah pahit hidupku yang sampai detik ini tak bisa kulupakan dan tersimpan rapi dalam catatan harianku. (April 2008)

*Terinspirasi dari kisah Sahabat

Tidak ada komentar: