Selasa, 09 Agustus 2011

PEMBANGKANGAN BELUM SELESAI!


‘’Pembangkangan belum selesai/Pemberontakan tak kan usai...”
Dua kalimat pembangkit spirit untuk selalu meneriakkan aspirasi atas nama penderitaan rakyat, menggalang aksi massa melalui gerakan moral dan gerakan intelektual agar kemerdekaan tak hanya merupakan simbol tahunan yang setiap tanggal 17 Agustus diperingatkan secara seremonial.
Tulisan ini yang bertema “Pembangkangan” ini semata-mata terinspirasi dari Pidato Bung Karno pada Pidato HUT Proklamasi, 1956 "Berilah isi kepada kehidupanmu" kutegaskan: "Sekali kita berani bertindak revolusioner, tetap kita harus berani bertindak revolusloner .... jangan ragu-ragu, jangan mandek setengah jalan..." kita adalah "fighting nation" yang tidak mengenal "yourney's end".
Ironis! Parpol yang konon berpaham nasionalis dengan jargon kerakyatan terntaya juga tidak mampu membendung ‘rayauan pulau kelapa nekolim’ bahkan malah menjelma menjadi “babu penguasa”. Para nasionalis gadungan tersebut berjama’ah menghisap rakyat jelata dengan politik konspirasi untuk meneruskan penderitaan rakyat. Sementara mantan aktivis yang dulu menjadi ‘hantu penguasa’ malah asyik duduk manis di bawah penderitaan kaum marhaen yang sekarang mereka lupakan.
Pun para Ketua Organisasi kemahasiswaan di pusat malah mendadak eksklusif dan mengikuti jejak senior-senior (Alumni) yang sekarang hebat menjadi ‘kuda lumping senayan’ atau “koboy pemerintah daerah”. Wajar saja jika konsolidasi gerakan hanya sebatas retorika. ‘No Action Talking Only’ Nato!!!
Padahal jauh-jauh hari Bung Karno, selaku founding father berpesan "Laksana Malaikat yang menyerbu dari langit", jalannya Revolusi kita kutandaskan perlunya dilaksanakan "Landreform", perlunya dikonsolidasikan segenap kekuatan untuk menghadapi imperialis-kolonialis.[Pidato HUT Proklamasi, 1960]
Akhirnya tulisan yang penuh amarah ini Penulis tutup dengan mengutif perkataan Wiji Tukul, Aktivis Buruh yang hilang tak berjejak itu: “...Jika penguasa ibarat tembok, maka aku adalah rumput liar yang selalu tumbuh di tembok tersebut...”
perjuangan harus tetap ada, terlebih-lebih kader gerakan!
Salam Pebangkangan!