Rabu, 01 Juli 2009

DILANJUTKAN DENGAN LEBIH CEPAT-LEBIH BAIK DEMI PRO RAKYAT


Oleh Joe Siregar

Tiga Punggawa ksatria akan menjadi raja di Negeri yang penuh luka dan air mata. Negeri yang selalu terusik dan dipermainkan oleh pihak asing yang merongrong kedaulatan NKRI. Cerita ini memang cerita lama, tapi kisahnya tetap menggila dan membuat hati mengharu-biru. Nasionalisme bercampur Fanatisme saat mendengar Negeri ini diolok-olok, menyaksikan bangsa ini tak punya nyali. Wahai para kandidat tunjukkan pada rakyat dan dunia jika kalian memang para pemberani. Berani membela bangsa dan rakyatmu.

Malaysia, Apa Mau mu?
Ganyang Malaysia! Kata-kata warisan Singa Podium, panglima besar sekaligus penyambung lidah rakyat Indonesia, Bung Karno itu begitu melekat jika Indonesia berhadapan dengan negara Malaysia. dari konflik yang berhubungan dengan kedaulatan bangsa sampai konflik penyiksaan pembantu rumah tangga asal WNI oleh rumpun melayu satu ini. Apa sih yang mereka inginkan? Perang apa diplomasi?
Masih ingat, Reog Ponorogo, Batik dan aneka seni lainnya mereka klaim milik dan asli dari negara mereka. Ambalad memang sudah bukan menjadi rahasia umum lagi, menjadi incaran dari masa ke masa. Ejekan demi ejekan mereka lancarkan dengan masuknya kapal perang disepanjang pulau Ambalad. Itu merupakan pukulan telak bagi kedaulatan NKRI. Tapi bangsa kita tetap santai, pemerintah kita seolah-olah tak ambil pusing. Sibuk tebar pesona, sibuk “Jual Indomie” dan menabuh janji. Terlalu sibuk tokoh bangsa beretorika ‘dilanjutkan dengan lebih cepat-lebih baik demi pro rakyat’. Belum ada ketegasan dari mereka yang mengaku hero itu seperti yang dulu diteriakkan oleh founding father, Ganyang Malaysia!

Catatan Penyiksaan WNI
Terlalu banyak penderitaan warga Indonesia yang telah dilecehkan oleh warga negeri Jiran tersebut kepada WNI. Sebut saja Nirmala Bonat (Mei 2004) pembantu asal NTT itu nekat kabur karena tak tahan disiksa majikannya, bayangkan! badannya penuh luka, kulitnya lebam dan bengkak bekas disetrika. Sadis!
Di tahun 2007 banyak lagi korban kebiadaban pembantu rumah tangga asal Indonesia yang disiksa,disetrika, disiram larutan pemutih pakaian, gaji tidak dibayar, diancam dibunuh dan ada yang sampai tewas mengenaskan seperti Kurniasih (16/8) , wanita asal Demak -Jateng. Ceriyati (16/6), wanita asal Brebes yang nekat turun dari lantai 15 sebuah Apartemen ternama di Kuala Lumpur, mengunakan untaian baju dan kain. Parsiti (13/8) asal Wonosobo melarikan diri dari lantai 17 Apartemen. Maryati (02/9) asal Palembang dan Fiktoria Usnaat (22/10). Di tahun 2008, Indonesia dikejutkan dengan tewasnya Siti Fathonah, asal cilacap, Jateng yang tewas ditangan majikannya pada 12 September. Di pertengahan tahun 2009 ternyata masih saja WNI teraniaya, Siti Hajar (08/6) wanita asal Garut-Jabar ini melarikan diri karena tak tahan jadi “makanan empuk” majikannya dan 34 bulan gajinya belum dibayar. Sungguh tragis! 25 Juni yang lalu, Modesta Rengga Kaka (26) yang terus-menerus disiksa oleh bos biadabnya setelah kemudian diselamatkan polisi setelah mendapat laporan dari tetangganya karena tak tega melihat ia disiksa untuk berdiri di tengah malam saat hujan lebat. 19 bulan gajinya belum dibayar. Sungguh hebat kau Malaysia! Ringan tangan dan sungguh biadab. Tak berprikemanusiaan!
Kita hanya bisa menyaksikan perih dan tragis melihat kenyataan yang menimpa saudara-saudara kita setanah air diperlakukan seperti boneka. Semoga pemerintah kita tidak seperti boneka yang hanya diam membisu. Semoga pemimpin kita menjelma seperti manusia setengah Dewa yang benar-benar tidak lamban dalam urusan penderitaan rakyat. Apa mesti kita lanjutkan? Atau lebih cepat lebih baik? Atau justru pilih yang pro rakyat?