Jumat, 09 Desember 2011

MENGGUGAT MIMPI KETUA KPK BARU


“Jangankan Sri Mulyani dan Boediono, saudara sayapun akan saya gantung jika Korupsi”
(Abraham Samad)

Abraham Samad terpilih sebagai ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggantikan Busyro Muqodas. Banyak harapan yang dipikul oleh Samad, apalagi dengan lantang ia mengatakan siap untuk mudur jika dalam jangka waktu satu tahun tidak bisa menyelesaikan kasus kelas kakap. Ketua KPK yang baru ini akan diuji integritasnya untuk menetapkan tersangka baru pada kasus skandal Wisma Atlet dan uji nyali berani menuntaskan kasus Century gate dan Rekening Gendut Polri yang hilang dari peredaran. Jika tidak demikian maka Abraham samad hanya menjelma menjadi sosok pemimpi saja dan bukan tipikal sosok pemimpin lembaga superbody yang semestinya menjadi “Ratu Adil” yang menakutkan para perampok uang negara.
KPK adalah lembaga besar, independen dan semestinya tidak terkontaminasi oleh “lingkaran setan” kekuasaan, sehingga tidak ada celah untuk perselingkuhan. KPK yang baru jangan hanya pandai bersilat lidah dengan curhat di media massa tertular pada penyakit seniornya dahulu yang pintar mengunakan politik “NATO” (No Action Talking Only).

Kekuasaan dan Koruptor

Hantu korupsi bergentayangan di mana-mana, dihampir seluruh lembaga pemerintahan. Dari istana, kementerian, DPR, DPRD, Kantor Gubernur, Bupati/Walikota hingga penegak hukum itu sendiri. Semua diakibatkan karena adanya “hubungan gelap” antara kekuasaan dan korupsi. Korupsi seperti siklus kehidupan yang tak pernah mati. Patah tumbuh hilang berganti. Entah pejabat publik siapa lagi besok yang terjerat korupsi dan menjadi Headline Media massa?
Survei KPK baru-baru ini melansir bahwa Tiga kementerian yang digawangi oleh “Bigboss Parpol” nilai integritasnya jeblok. Tiga kementerian itu adalah Kementerian Kemenakertrans (Muhaimin Iskandar), Kementerian Agama (Surya Darma Ali) dan Kementerian Koperasi dan UKM (Syarifudin Hasan) dan di tiga kementerian tersebut masih marak kasus suap. Semua itu harus segera ditindak lanjuti oleh KPK Pimpinan Abraham Samad, karena KPK bukanlah lembaga survei tapi lembaga Pemberantasan korupsi.
Ketua KPK Abraham Samad terpilih sudah umbar janji, dengan lantang dia mengatakan “Jangankan Sri Mulyani dan Boediono, saudara sayapun akan saya gantung jika Korupsi. Semua kasus besar kami prioritaskan dan akan dituntaskan kalau memenuhi syarat-syarat hukum untuk ditindak lanjuti.” Begitulah janji surga Ketua KPK baru.
Jika Bung Karno pernah berpesan “Jangan sekali-kali melupakan sejarah (JASMERAH)” maka jutaan rakyat jelata hari ini pun berharap kepada Ketua KPK “Jangan sekali-kali benamkan kasus (JASBEKAS)” seperti kasus Century, Mafia Pemilu, IT KPU, Mafia Pajak, Mafia Anggaran (Banggar DPR), Kasus Rekening Gendut Polri, Kasus Menakertrans, dll.
Ketua KPK jangan tebang pilih dalam menyelesaikan Kasus korupsi di Indonesia, kita tunggu kiprah mimpi Abraham Samad, siapakah yang menang diakhir episode. Mampukah Abraham Samad berdiri kokoh tanpa terkontaminasi dari kepentingan penguasa? Atau justru mengikuti jejak seniornya. Busyro Muqodas yang terkesan politik balas budi kepada SBY Sehingga kinerja KPK yang ekstra hati-hati dan takut menyentuh kekuasaan pada saat orang nomor satu di Indonesia ini disebut oleh Nazaruddin dan spontanitas KPK menyetopnya.
Semoga buah baru bernama Abraham Samad bukan satu dari sejumlah buah busuk yang ada diantara buah berkulit bagus di pohon KPK yang selalu disiram dan dipupuk oleh kepentingan penguasa dan KPK tak berubah makna menjadi Komisi Pemberantas Kejujuran.
Selamat dan sukses Abraham Samad, selamat bertugas tangan-tangan keadilan!

Tulisan ini sudah dimuat di Banten Raya Post, 6 Desember 2011

Tidak ada komentar: