Jumat, 08 Agustus 2008

Tangisanku Amarah Bagi Bapak


Waktu kecil-sekitar umur enam tahunan gitu deh. aku selalu dekat dengan my bokap nu ghokil tea. saking dekatnya setiap bapak yang doyan ngisep rokok Surya ini bepergian selalu aku buntuti. dari pergi ke laut-my bokap adalah pelaut ulung-hehey sampai maen gaple bareng teman-temannya selalu aku ikuti. ya! begitulah bokapku yang super gaul-bergaul dengan siapa saja-sikapnya yang ramah, murah senyum-sering diobral kalee-membuat aku betah berlama-lama berbicara dengannya. setiap pulang mudik-ketika nyampe rumah-aku selalu menanyakan kemane ba' (kemana bapak?). kadang ku sempatkan untuk ngobrol-ngobrol dan nonton bola bareng dengan ditemani cemilan sekadarnya. nah mungkin juga diriku terkontaminasi oleh sifat bapakku.heee! "buah apel emang tidak jauh jatuh dari pohonnnya."
Masa-masa lucu penuh tawa dan canda saat disisi bapakku. dia tidak keras tapi tegas. ya! bijaksana kalee...kebijaksanaannya imenurut ingatanku saat mau marah dia selalu senyam-senyum dan menyuruh aku untuk minggat dari pandangannya sebelum kemarahannya klimak. dia tak pernah memanjakan aku (boro-boro)haha

ada kisah unik yang pernah terjadi pada diriku. terjadi waktu aku kelas 4 SD. tempat sekilahku berada dikawasan pemukiman suku Bugis-pendatang dari Sulawesi- waktu itu selalu terjadi ketegangan antara pribumi asli (disebut suku Melayu) dengan pendatang ( Suku Bugis). anak-anak Bugis sering mengindimidasi anak melayu. berantem gitu deh! karena aku muak melihat anak-anak Bugis yang sok jagoan, pernah aku membawa golok bokapku yang aku ambil dari tempat penyimpanannya untuk sekedar unjuk bela diri. setiap pulang sekolah aku bersama teman-teman melayu lainnya sepakat mengajak anak bugis sparing dilapangan bola-tempat orang2 kampung berlatih-yang tidak jauh dari sekolahan. perkelahian kecil terjadi satu lawan satu, tapi tidak sampai mengeluarkan golok yang tadi aku bawa karena musuh kami tidak bersenjata-lagian tadi hanya keisengan diriku-maklum anak kecilll...heheeey
itu terus terjadi, dan ngak tahu siapa kalah dan menang. karena setiap ada yang nangis baik pasukan melayu atau bugis langsung mengunakan jurus alternatif langkah seribu alias kabuuuur....

ya!hari-hari di sekolahku selalu bersitegang, hari na'as bagiku. kelabu yang mencekam. saat aku melewati belakang sekolahan dengan seorang diri. ternyata di situ ada pentolan bugis yang badannya besar, Kona' namanya. langsung dia menarik leherku dan memukulku mukaku yang imut (item mutlak). sebenarnya aku sempat melawan, tapi karena badannya memang terlalu besar untuk ukuran tubuhku yang semampai (semeter tidak samapai)hehee! setelah kejadiaa itu aku lari terbirit-birit dengan tangisan merdu, lantang (cengeng,,,,..banget)

Spontan aku langsung pulang kerumah - melapor kepada bokap- karena menurut tradisi yang aku ketahui orang tua disana selalu membela anaknya meskipun anaknya salah.tapi lain dengan bokapku, bukannya membela tapi dia marah besar dengan diriku yang lemah, cengeng dan pengecut. dia membentakkku "jangan pulang keumah kaluk nages, cepet kehane pulik lawan die. jangan takut, awas hekali-kali ,pulang keumah nages gara-gara betinju kala" (jangan pulang ke rumah kalau nangis, capat kesana lagi cari dan lawan. jangan takut.awas ya sekali-kali lagi pulang kerumah nangis karena berantem kalah). itulah pesan bokapku yang menjadi pelajaran berharga bagiku.
(Bersambung)

Tidak ada komentar: