Kamis, 27 Maret 2008

KASAMPURNAAN BIMA



"Sugih Tanpa Banda, Digdaya Tanpa Aji, Ngluruk tanpa Bala…Menang Tanpa Ngasorake..." (Kasampurnan)

Why "Nothing to be worry" if we trust in GOD ?

Di Pewayangan Jawa, Ilmu Kasampurnan adalah Ilmu Tertinggi..dimana tujuan akhirnya adalah Katentreman jati Yang dalam cerita dibawah, digambarkan oleh salah satu tokoh Pendawa – Bima yang awalnya ditipu oleh Begawan Dorna untuk mencari Air Suci, supaya Bima mati. Tapi tidak demikian, sebaliknya Bima kemudian mendapat Ilmu Sejati dari Sang Guru Sejati, yang membuat Bima Sakti Mandraguna.


PERJALANAN BIMA – WERKUDARA DALAM MENCAPAI KASAMPURNAN

Pendawa dan sepupunya yang jahat, Kurawa, adalah murid-murid dari Begawan Durna. Pendeta ini kemudian menjadi penasehat dari Kurawa, memerintahkan Pendawa, dalam hal ini Bima, untuk bertemu dengan Dewa Ruci.

Bima diutus untuk mencari "air kehidupan" yang dianggap terdapat di pegunungan Reksa Muka (simbol dari lima indera manusia). Bima tidak menemukan benda tersebut. Tetapi ia bertemu dengan raksasa kembar yang hampir saja membunuhnya. Kedua raksasa tersebut kemudian berubah wujud menjadi dewa-dewa yang memberi tahu Bima bahwa air kehidupan tidak terdapat di tempat itu.

Bima kembali untuk menemui Durna untuk meminta tambahan keterangan. Durna mengatakan bahwa air kehidupan itu terdapat di dasar lautan. Bima kemudian mohon pamit pada ibu dan saudara- saudaranya untuk mengembara. Meskipun mereka menahannya, Bima tetap berangkat. Ketika memasuki lautan, dia diserang oleh seekor ular besar yang hampir membunuhnya, tetapi dengan kekuatan kuku Panchanakanya, dia dapat membunuh ular tersebut. Makin dalam memasuki lautan, Bima menjadi tidak sadarkan diri. Ketika ia membukakan matanya, ia melihat mahluk seperti dirinya, tetapi dalam ukuran kecil yakni DEWA RUCI.

Dewa Ruci meminta Bima untuk masuk kedalam badannya, melalui telinga kirinya. Walaupun dewa ini sangat kecil, tetapi Bima dapat masuk ke dalam tubuh Dewa Ruci dan menemukan dirinya berada pada suatu dunia yang sangat mengagumkan, damai, dan indah, dimana ia merasa sangat nyaman dan karena itu Bima ingin tetap tinggal disana. Dewa Ruci kemudian menjelaskan makna dari apa yang dilihatnya dan makna dari kehidupan. Menjawab keinginan Bima untuk tinggal disana, Dewa Ruci mengatakan ia boleh tinggal disana setelah kematiannya.

Tetapi untuk saat ini, ia harus kembali ke bumi bersama dengan saudara-saudaranya untuk melaksakan kewajiban sebagai ksatria. Bima mengikuti Dewa Ruci dan kembali ke dunia nyata untuk melanjutkan perlawanannya memerangi kejahatan, membela saudara-saudaranya melawan Kurawa.


PERJALANAN BIMA - WERKUDARA PASCA KASAMPURNAN

Di Kerajaan Astina, prabu Duryudana mengkhawatirkan keamanan negaranya dengan adanya pendeta baru di perbatasan Astina (Sumur Jalatunda/Gunung Argakelasa) yang bernama Begawan Bimasuci. Semakin hari semakin banyak rakyat Astina yang berguru pada pendeta tersebut. Hal ini dipandang Duryudana akan mengurangi kewibawaan bahkan bisa dianggap merongrong kedudukannya. Kekawatiran ini didukung Sengkuni yang selanjutnya menyalahkan Pandita Drona. Karena sudah bisa diketahui bahwa Begawan Bimasuci tidak lain adalah Werkudara yang merupakan murid Drona. Kenapa Drona yang bersedia mencelakakan Bima tapi justru sebaliknya,Bima telah berhasil mendapatkan ilmu kasampurnan dan setelah itu tidak langsung kembali ke Amarta tapi justru mendirikan pertapaan di wilayah Astina.

Semua tuduhan Duryudana maupun Sengkuni dibantah oleh Drona, bahwa keberhasilan Bima mendapatkan ilmu kasampurna adalah berkat ketekunan dan ketabahan Bima dalam menghadapi segala cobaan dan rintangan hal ini lain dengan Kurawa. Sedang kenapa Bima tidak langsung kembali ke Amarta dan justru mendirikan pertapaan di wilayah Astina ini merupakan strateginya, satu sisi ini justru menguntungkan Astina karena Bima berperan ikut mendidik dan membina moral rakyat Astina disisi lain untuk meringkihkan negara Amarta.

Karena kekuatan Pandawa terletak pada Bima, kalau Bima tidak berada di kerajaan berarti kerajaan Amarta kehilangan kekuatannya sehingga akan mudah dihancurkan. Maka untuk menunjukkan kebenaran pendapatnya dan kesetiaannya pada raja, Drona memanggil murid barunya untuk datang dan membantu menyerang Amarta. Sedang dirinya justru akan menemui Bima supaya selalu tekun tetap berada di pertapaan. Duryudana menyetujuinya, selanjutnya memerintahkan Sengkuni membawa para Kurawa membantu Raja sabrang untuk menyerbu Amarta.

Di Kerajaan Amarta, Pandawa dirundung kesedihan karena kepergian Bima yang sehabis mendapatkan ilmu kasampurna tidak kembali ke kerajaan tapi malah menghilang entah dimana keberadaannya disamping itu juga disusul kepergian Arjuna yang tanpa pemberitahuan saudara- saudaranya pergi entah kemana. Hal ini akan membahayakan keselamatan negara. Tidak lama kemudian datanglah Patih Tambak Ganggeng yang melaporkan adanya musuh yang akan menyerang Negara Amarta. Selanjutnya Puntadewa memerintahkan para putra-putra Pandawa untuk menghadapi serangan musuh.

Dalam peperangan para putra-putra Pandawa kewalahan menghadapi raja sabrang yang didukung prajurit Astina, semua dibentak jadi terlempar entah kemana jatuhnya. Sedang prajurit lainya kocar-kacir menyelamatkan diri.

Di Kahyangan Jonggring Saloka, Batara Guru mengkawatirkan keberadaan Bimasuci yang mengajarkan ilmu kasampurnan. Hal ini akan mengurangi eksistensi keberadaan dan kedudukan para dewa. Karena dengan mendalami ilmu kasampurnan, manusia tidak lagi mau menyembah dan berbakti pada Dewa. Untuk itu Batara Guru memerintahkan para prajurit Dewa untuk mengusir Bimasuci dari pertapaannya. Yang menerima perintah selanjutnya sama berangkat yang dipimpin Batara Bayu, Brama, Endra dan lain-lain.

Di tengah hutan, Arjuna merasa sedih mencari keberadaan Bima yang sehabis memperoleh ilmu kasampurnan tidak pulang tapi justru menghilang pergi entah kemana keberadaannya. Atas saran Semar Arjuna disuruh pergi ke wilayah negara Astina nanti akan menemukan dimana Bima berada.

Di Gunung Argakelasa (Sumur Jalatunda) Bima sedang menerima kedatangan Anoman, niat awal Anoman mengingatkan Bima untuk segera pulang ke Amarta namun setelah tahu kedudukan Bimasuci sebenarnya justru Anoman malah berguru kepadanya. Tidak lama kemudian datanglah Drona, dengan maksud menyanjung dan mendorong Bima untuk tetap berada di pertapaan. Tak lama kemudian datang juga Arjuna yang bermaksud juga mengingatkan kakaknya untuk segera pulang ke Amarta, karena kalau ditinggal terlalu lama akan membayakan keselamatan negara. namun setelah menerima alasan dan wejangan dari Bima, Arjuna justru berguru sama Bimasuci dan ingin tetap tinggal bersama di pertapaan.

Untuk sementara Drona, Anoman dan Arjuna diminta meninggalkan tempat oleh Bimasuci karena akan kedatangan para dewa. Batara Bayu, Brama, Endra datang ingin mengusir Bima karena lewat perdebatan para dewa kewalahan selanjutnya para dewa menjatuhkan guntur api, angin, air namun semuanya dapat diatasi Bimasuci. Karena para prajurit Dewa tidak berhasil mengusir Bimamsuci, Batara Guru menghadapi sendiri. Terjadilah Bantah tentang kedudukan dan eksistensi para dewa sebenarnya yang dikaitkan dengan ketauhitan. Batara Guru kewalahan menghadapi Bimasuci dan mengetahui siapa sebenarnya yang sedang bersemayan dalam jiwa Bima suci yang tidak lain adalah Sang Hyang Wenang. Setelah bertobat akhirnya pergi Batara Guru pergi mmeninggalkan Bimasuci. Setelah itu Sang Hyang Wenang keluar dari dalam tubuh Bima kembali ke Kahyangan.

Arjuna, Anoman, Drona menghadap Bimasuci kembali, tak lama kemudian datanglah Kresna yang mengingatkan Bimasuci, bahwa usaha untuk mencapai kesempurnaan tidak harus dengan laku ibadat yang terus meninggalkan keduniaan. Tapi juga dengan darma dengan kehidupan sehari-hari . Siapa yang berbuat baik ikut memayu hayuning bawana dilandasi dengan rasa ikhlas dan pasrah pada Tuhan maka insya Allah amalnya akan diterima dan akan mencapai kesempurnaan hidupnya baik di dunia maupun di akhirat.

Selanjutnya Kresna juga mengingatkan bahwa Kerajaan Amarta sekarang dalam bahaya karena mendapat serangan dari musuh untuk itu Bima diminta segera pulang ke Amarta menyelamatkan negara dan rakyatnya menuju kedamaian dan ketentraman yang abadi. Tiba-tiba Gatutkaca, Antarja tiba (jatuh) tanpa sadarkan diri, setelah disadarkan Bima, mereka melaporkan keadaan negara Amarta yang porak poranda diserbu Musuh. Bima segera tergugah hatinya segera berangkat ke Amarta dengan para putera-puteranya.

Setelah tiba di Amarta, Bima, Arjuna dan para putra-putra Pandawa segera mengusir para musuh. Namun untuk menghadapi raja sabrang semua kewalahan akhirnya Semar yang menghadapinya. Raja sabrang dapat ditundukkan dan kembali ke wujudnya asli yakni Batara Kala. Tujuan Batara Kala menyamar lalu membuat onar tidak lain adalah ingin mengingatkan Bima supaya segera kembali ke Amarta. Para Kurawa merasa malu terus mengamuk namun dapat diusir Bima.

Para pandawa bersyukur dengan kembalinya Bima dan bersatunya kembali Pandawa, sehingga ketentraman, kedamaian dan kesejahteraan dapat hidup kembali di bumi Amarta. Amiin.

Tidak ada komentar: